Rabu, 28 Oktober 2009

NAMA : TRI WAHYUNI
KELAS : VIII G







SMP N 7 KOTA JAMBI






KATA PENGANTAR

Karate merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang berkembang pesat di masyarakat. Dengan adanya sistem yang dapat membuat para siswa utuk dapat lebih tahu dan mengenal akan seluk beluk olahraga karate ini, maka saya ditugaskan untuk membuat suatu makalah mengenai olahraga “KARATE”, yang nantinya dapat berfungsi untuk dapat lebih paham mengenai olahraga ini.

Saya rasa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu saya sangat berharap pembimbing dapat memberikan masukan-masukan dan kritikan yang dapat membangun, dari seluruh isi makalah ini.




Jambi, 1 Mei 2009



TRI WAHYUNI




i.
DAFTAR ISI.

Daftar isi.....................................................................................................
Kata Pengantar..........................................................................................

. Karate................................................................................................
. Dasar Karate...
A. Pakaian Karate........................................................................
B. Cara Memakai Sabuk.............................................................
C. Salam karate............................................................................
D. Kohei, Senpei, dan Sensei.......................................................
E. Sumpah Karate........................................................................
F. Tempat Latihan.......................................................................
G. Upacara Karate.......................................................................
H. Tingkatan Dalam Karate........................................................
I. Motto........................................................................................
. Sejarah dan perkembangan karate hingga sekarang...................
. Karate di Indonesia..........................................................................
. Ukuran dan bentuk lapangan.........................................................
. Peraturan pertandingan..................................................................
. Teknik-teknik dasar karate...
A. Kihon.........................................................................................
B. Kata...........................................................................................
C. Kumite......................................................................................
. Pertandingan Karate...
A. Kumite......................................................................................
B. Kata...........................................................................................
. Peralatan Dalam Pertandingan Karate.........................................
. Falsafah Karate...
A. Rakka......................................................................................
B. Mizu No Kokoro.....................................................................
. Nomor-nomor yang dipertandingkan...........................................
. Jenis-jenis kejuaraan yang dipertandingkan...............................
. Cara penilaian dalam pertandingan..............................................
. Nama-nama organisasi...
A. Nasional...................................................................................
B. Internasional...........................................................................
. Deskripsi singkat berbagai aliran Karate...
A. Shotokan.................................................................................
B. Goju-Ryu................................................................................
C. Shito-Ryu................................................................................
D. Wado-Ryo...............................................................................
E. Kyokushin...............................................................................
F. Shorin-Ryu..............................................................................
G. Uechi-Ryu................................................................................
ii.
KARATE
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong”.
Menurut Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
Shotokan
Goju-Ryu
Shito-Ryu
Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation dan World Karatedo Federation.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya diatas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin Karate , Shorin-ryu Karate dan Uechi-ryu Karate tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.

Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

1.

DASAR KARATE

A. PAKAIAN KARATE
Pakaian karate dalam istilah karate ( jepang ) disebut “DOGI”. Pakaian karate didesign seperti “kimono” ( pakaian tradisional jepang ). Terbuat dari bahan yang beragam yang memiliki kekuatan berbeda pula. Warna dasar pakaian resmi karate adalah putih. Terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu baju dan celana.


B. CARA MEMAKAI SABUK
Cara memakai sabuk merupakan hal yang tidak boleh dipandang kecil. Penampilan seorang karateka dapat mempresentasikan tingkat penguasaan terhadap ilmu karate yang dia pelajari. Menggunakan sabuk karate dengan baik merupakan tanda bahwa seorang karateka memiliki semangat yang tinggi dan pernghormatan yang tinggi terhadap ilmu karate itu sendiri. Dibawah ini adalah cara memakai sabuk karate yang baik dan benar.















C. SALAM KARATE
Etika dalam bersosialisasi disegala lingkungan adalah mengucapkan salam dengan sesama karateka. Begitu pula dalam karate. Salam merupakan hal yang sangat penting, karena disinilah letak arti filosofi terdalam, kerendahan hati dan semangat untuk terus belajar. Dengan mengucapkan salam berarti kita telah menghormati sesama karateka.Lafal salam karate adalah “OSH”, yang merupakan kependekan dari kata OSHINABU yang berarti pantang menyerah.
Sikap dalam mengucapkan salam adalah sikap siap sempurna dan membungkukkan badan pada saat mengucapkan kata “OSH”.

D. KOHEI, SENPEI DAN SENSEI
Kohei adalah adik seperguruan, atau yang memiliki tingkat yang lebih rendah.
Senpei adalah kakak seperguruan, atau yang memiliki tingkat yang lebih tinggi.
Sensei adalah guru/istruktur, atau yang memiliki tingkat Dan-III keatas.
Di antara ketiga tingkatan ini memiliki hirearki untuk saling menghormati dan mengucapkan salam.

2.
E. SUMPAH KARATE
Sumpah karate adalah ikrar seorang kakareta ketika dia mempelajari karate. Sumpah karate tidak hanya berlaku ketika diucapkan di Dojo tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. :
SANGGUP MEMELIHARA KEPRIBADIANSANGGUP PATUH PADA KEJUJURANSANGGUP MEMPERTINGGI PRESTASI
SANGGUP MENJAGA SOPAN SANTUN
SANGGUP MENGUASAI DIRI
F. TEMPAT LATIHAN
Tempat Latihan dalam karate disebut “DOJO”, kata ini berasal dari bahasa jepang yang berarti tempat berlatih.

G. UPACARA KARATE
Sebelum dan sesudah latihan karate dilakukan upacara karate yang dipimpin oleh karateka tingkat tertinggi yang mengikuti latihan pada saat itu. Para karateka membentuk sebuah barisan sesuai dengan tingkatannya. Dimulai dari yang paling tinggi disebelah kiri hingga yang paling rendah disebelah kanan. Sensei/instruktur yang bertugas pada saat itu akan berdiri di depan barisan. Ada dua versi upacara karate ini, ada yang dilakukan berdiri dan yang dilakukan dengan cara duduk. Masing-masing cara digunakan pada kondisi yang berbeda.

H. TINGKATAN DALAM KARATE
Hierarki Karate merupakan tingkatan pada organisasi karate.
Sabuk Putih Kyu 10-9
Sabuk Kuning Kyu 8-7
Sabuk Hijau Kyu 7-6
Sabuk Biru Kyu 5-4
Sabuk Coklat Kyu 3-1

Shodan Dan I
Nidan Dan II
Sandan Dan III
Yondan Dan IV
Godan Dan V
…….. Dan VI
…….. Dan VII
…….. Dan VIII
…….. Dan IX
…….. Dan X

I. MOTTO
“ Kekuatan dipergunakan sebagai pilihan terakhir, dimana kemanusiaan dan keadilan tidak dapat mengatasi. Tetapi apabila kepalan dipergunakan dengan bebas tanpa pertimbangan, maka yang melakukan akan kehilangan harga diri dihadapan orang lain”.
3.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KARATE HINGGA SEKARANG





















KARATE DI INDONESIA
Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Baud A.D. Adikusumo. Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia.Dan beliau juga pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO)
Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI, yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club).
Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.
Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.






UKURAN DAN BENTUK LAPANGAN


Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter.
Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru.
Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran.
Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding.
Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.













PERATURAN PERTANDINGAN


































TEKNIK-TEKNIK DASAR KARATE
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
A. KIHON
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap DAN atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
B. KATA
Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
C. KUMITE
Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran full body contact seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, dimana yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, dimana semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian dan menyerang titik vital.
PERTANDINGAN KARATE
Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
Kumite (perkelahian) putera dan puteri
Kata (jurus) putera dan puteri
A. KUMITE
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
B. KATA
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan kata pilihan atau kata wajib dalam peraturan pertandingan.Para peserta harus memperagakan kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dimana dia dapat memperagakan kata pilhan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
Shotokan : Kankudai dan Jion.
Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar diatas.


PERALATAN DALAM PERTANDINGAN KARATE
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan Karate
Pakaian Karate (karategi) untuk kontestan
Hand Protector (pelindung tangan)
Shin Guard (pelindung kaki)
Obi (ikat pinggang) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
· Gum Shield (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
· Body Protector untuk kontestan putri
· Groin Protector untuk kontestan putera
5. Pluit untuk arbitrator/alat tulis
6. Seragam wasit/juri
· Baju putih
· Celana abu-abu
· Dasi merah
· Sepatu karet hitam tanpa sol
7. Scoring board
8. Administrasi pertandingan
9. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).

Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah groin protector untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.









FALSAFAH KARATE


A. RAKKA (Bunga Yang Berguguran)

Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.


B. MIZU NO KOKORO (Minda Itu Seperti Air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
























NOMOR-NOMOR YANG DIPERTANDINGKAN

kata perorangan putra/putri,
kumite perorangan putra/putri,
kumite umur 11 dan 12 tahun perorangan putra/putri,
kumite umur 13 dan 18 tahun perorangan putra/putri,
fukugo umur 13 dan 18 perorangan putra/putri.






JENIS-JENIS KEJUARAAN YANG DIPERTANDINGKAN


1. Kelas Pemula Usia Dini (Usia 9-12 tahun)
Di jenis pemula ada 7 kelas yang dipertandingkan, yakni:
a. Kelas 30-50 kg

2. Kelas Pra Cadet (usia 13-15 tahun)
a. Kumite/ Kata Putra
Di kelas ini 6 kelas dipertandingkan, mulai dari 35-50 kg, ditambah kata
perorangan.
b. Kumite/ Kata Putri
Dimulai dari kelas 30-45 kg, ditambah kata perorangan.

3. Kelas cadet (usia 16-17 tahun)
a. Kumite/ Kata perorangan dari kelas 53-75 kg, ditambah kata perorangan
b. Kumite/ Kata Putri dari kelas 48-60 kg.
4. Kelas Junior (usia 18-20 tahun)

a. Kumite/ Kata Putra dari kelas 55-80 kg.
b. Kumite Putri dari kelas 48-60 kg, termasuk Kata perorangan.

5. Kelas Senior (usia di atas 20 tahun)
a. Kumite/ Kata Putra dari kelas 55-80 kg, termasuk Kata perorangan dan
kelas bebas
b. Kumite/ Kata Putri, dimulai dari kelas 48-60 kg, termasuk Kata
perorangan dan kelas bebas.







CARA PENILAIAN DALAM PERTANDINGAN














































NAMA-NAMA ORGANISASI KARATE

A. INTERNASIONAL
B. NASIONAL
1. Kyokushin Indonesia




































DESKRIPSI SINGKAT BERBAGAI ALIRAN KARATE
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:
1. SHOTOKAN
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. GOJU-RYU
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi.
Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3. SHITO-RYU
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.


4. WADO-RYU
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan.
Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:
1. KYOKUSHIN
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2. SHORIN-RYU
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
3. UECHI-RYU
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar